Baju takwa berenda air mata kini takpernah kucuci lagi
Sesekali aku batik gambar pengemis
Sesekali aku lukisi kaligrafi
Meski kumal tetap enak dipandang
Baju takwa yang kubeli dengan senyum kini takpernah kupakai lagi
Ia hanya kupajang di dinding rumah dengan bingkai murah hati
Biar semua orang bilang aku ini seorang kiai
Baju takwaku memang penuh noda
Di sana-sini kutemukan bau anyir darah
Tapi banyak orang bilang aromanya surga
Baju takwaku memang berlubang-lubang
Lengan panjangnya sering kecantol saat bersedekah
Karena orang miskin memang penuh paku dan duri.
0 komentar:
Posting Komentar